Secara umum batu alam yang di produksi di Indonesia masih dalam skala kecil atau home industry yang berakibat kepada rendahnya kualitas dalam hal Presisi. Ke-akuratan ukuran yang sangat rendah ini (miss-nya bisa sampai 8 mm dari ukuran yang sebenarnya) berpengaruh saat batu alam Indonesia di butuhkan oleh pasar ekspor yang menuntut skala presisi tinggi bagi tiap ukuran yang dibutuhkan yang akhirnya mereka lebih memilih produk dari negeri lain.
Karena hal di atas tadi maka batu alam memerlukan penanganan khusus dengan tukang pasang yang sudah mengerti dan berpengalaman memasang batu alam walaupun pada dasarnya cara pemasangan batu alam ini tidak berbeda jauh dengan material bangunan lainnya. Namun begitu, tidak seperti keramik yang merupakan produk pabrikasi sehingga ukurannya pun terjaga ke-akuratannya. Hal ini terkadang berakibat pada enggannya konsumen memilih batu alam sebagai tambahan nilai konfigurasi estetiknya untuk di aflikasikan ke rumah dan bangunan mereka karena mereka sudah punya tukang sendiri sehingga timbul ketakutan kalau-kalau hasil pasangannya nanti tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengatasi hal ini salah satu jalan keluarnya adalah dengan membawa tukang ke tempat pembelian batu alam dan minta di terangkan kepada penjualnya bagaimana proses dan tekhnik yang baik cara memasang batu alam, karena pada dasarnya, tekhnik pemasangan batu alam tidak berbeda dengan material bangunan lainnya misalnya keramik, hanya memang ada tekhnik husus yang lazim dilakukan untuk mengatasi ke-kurang presisi-an batu alam ini, dan penjual yang baik biasanya menerangkan dengan gamblang hal ini.
Memang ada beberapa jenis batu alam Indonesia yang benar-benar membutuhkan seorang tukang pasang yang sudah berpengalaman, sebagai contoh batu templek yang bentuknya tidak beraturan. Menilik bentuknya yang iregular pengalaman pasang sangat di butuhkan agar mendapatkan bentuk-bentuk konfiguratif sehingga hasil akhir pemasangan akan tampak indah. Contoh lainnya adalah koral sikat (lihat: http://jejen-jaya.blogspot.com/2009/03/pemasangan-koral-sikat.html) yang memerlukan tahapan proses pemasangan agar hasil akhirnya rapi.
Berikut ini contoh harga tukang pasang per-meter persegi:
- Pemasangan biasa pada bidang dinding dan lantai Rp. 100.000,-
- Pemasangan batu templek pada bidang dinding dan lantai Rp. 100.000,-
- Pemasangan koral sikat pada bidang lantai Rp. 80.000,-
- Pemasangan andesit susun sirih pada bidang dinding Rp. 120.000,-
- Pemasangan susun sirih salagedang pada bidang dinding Rp. 130.000,-
- Pemasangan kolam minimalis Rp. 250.000,-
Contoh harga-harga di atas diluar bobokan. Pengertian bobokan adalah apabila bidang tersebut sudah di aci apalagi di cat maka perlu dilakukan pembobokan agar batu alam dapat kuat menempel pada dinding atau bidang pasang, biasanya tukang meminta tambahan harga tergantung kesepakatan dan tingkat kesulitan bobokan. Untuk bidang pasang pada pilar tukang biasanya meminta harga borongan per-pilar.
Ada 2 pilihan cara apabila ingin memasang batu alam dengan tukangnya sekaligus. Cara pertama adalah borongan. Borongan ini berarti harga yang di sampaikan sudah mencakup; batu alam, tukang dan wess tapi biasanya di luar semen pasir. Kelebihan cara ini adalah pemborong atau penjual batu alam bertanggung jawab sepenuhnya apabila disepakati bahwa hasil pasangan tidak sesuai dengan yang diharapkan. kekurangannya adalah harganya yang lebih tinggi dari cara kedua karena pihak penjual atau pemborong juga harus memperhitungkan hal-hal teknis lain ketika proyek itu berlangsung.
Cara kedua adalah dengan memisahkan antara batu alam yang terkirim dengan ongkos pasang. Penjual hanya menjual batu dan mencarikan tukangnya saja. Pada cara ini biasanya penjual batu alam menghitung batu alam yang telah terkirim sesuai surat jalan, ingat; sesuai surat jalan. Karena biasanya volume batu alam yang terkirim lebih besar dari volume bidang pasang. Dalam hal ini berkaitan dengan wess atau potongan batu yang tidak dapat di pasangkan kembali. Sedangkan ongkos tukang biasanya langsung atara yang punya rumah dengan tukang. Kelebihan cara ini harga akan lebih murah dari pada cara pertama sedangkan kekurangannya adalah bahwa costumer tidak bisa complain kepada penjual batu alam apabila hasil pekerjaan tidak maksimal, pihak costumer hanya berhubungan dengan tukang pasang sedangkan penjual batu alam hanya sebagai mediator.
Untuk lebih jelas mengenai pemasangan batu alam silahkan hubungi:
Jejen 0818 86 86 83
Email: jejenjaya@gmail.com
Harga Batu Andesit Polos Flamed.
- Uk. 15x30 Rp. 120.000/M2
- Uk. 30x30 Rp. 140.000/M2
- Uk. 20x40 Rp. 140.000/M2
- Uk. 30x60 Rp. 165.000/M2
Kolam minimalis atau ada juga yang bilang kolam bali adalah suatu gaya kolam yang di peruntukan untuk mengakomodir keinginan sebuah kolam pada sebuah rumah bergaya minimalis.
Jauh berbeda dengan kolam bergaya konvensional yang mengadopsi panorama air terjun dan dihiasi dengan gundukan batu-batu artifisialnya, kolam minimalis sangat miskin materi diametris semua bidang pada akhirnya mempunyai sudut 90 derajat seperti pada tiang atau kolom.
Bentuk yang paling sederhana adalah, 2 buah kolom biasanya berukuran lebar 30 cm atau lebih mengapit sebuah bidang yang relatif menjorok lebih rendah dibanding ke-2 kolom yang mengapitnya ditambah dengan kolam utama dibawahnya. Bentuk kolamnya bisa diatas permukaan tanah atau dibawah permukaan tanah.
Batu alam yang umum di pakai untuk kolam minimalis adalah batu candi dan batu andesit meskipun tidak menutup kemungkinan jenis batu alam lain pun dapat di padupadankan untuk memberi nuansa berbeda. Mengapa batu candi dan andesit?. Mungkin jawabannya adalah kedua batu alam tersebut mewakili spirit gaya minimalis yang cenderung miskin warna dan warna yang ada pada kedua batu tersebut (candi berwarna hitam dan andesit abu-abu) merupakan warna yang lazim pada gaya minimalis.
Bidang yang di apit kolom dikiri kanannya biasanya dipergunakan sebagai media jatuhnya air. Bentuk jatuhnya air bisa dibuat sedemikian rupa, contohnya untuk menghasikan bentuk curahan air mengalir bisa dipergunakan batu andesit susun sirih 3cm x panjang (30, 40 50 dan 60cm) atau untuk menghasilkan bentuk curahan air yang melompat-lompat bisa memakai batu andesit dan candi yang di alur. Sedangkan untuk kedua kolomnya bisa dipergunakan batu candi atau batu andesit biasa (yang tidak dialur) untuk memberi kesan berbeda dari bidang yang dipakai tempat curahan air.
Adapun fungsi utama kolamnya adalah sebagai tempat penampungan air utama sebelum di alirkan ke atas dengan mempergunakan mesin pompa air portabel yang banyak dijual di toko-toko pompa air. Diatas bidang yang akan dialirkan air juga dibuat bidang selebar +/- 10 cm sebagai penampung air sekunder sebelum air jatuh agar jatuhnya air dapat merata dan bertenaga.
Pada dinding kolam utama, sisi dalam dan sisi luarnya dapat dipasang batu yang sama seperti yang di pasangkan pada kolom. Untuk variasi agar menghasilkan konfigurasi jatuhnya air lebih menarik lagi, pasanglah beberapa batu menonjol ke luar dengan formasi tak beraturan.
Sebagian orang menyebut batu ini berasal dari kali, kenyataannya jenis batu ini di tambang/di ambil dari gunung atau bukit. Kenapa dinamakan templek mungkin karena bentuknya yang slate /lembaran dan di belah mengikuti pola batu itu sendiri sehingga tampak pada permukaannya yang tidak rata sebagaimana permukaan batu hasil potongan mesin (batu Palimanan, candi dsb.).
Dulu sebelum mesin pemotong batu masuk ke sentra-sentra produksi batu templek, untuk membuat suatu ukuran tertentu dibuat dengan cara dipahat, sekarang pahat sudah sangat sangat jarang digunakan kecuali untuk membuat jenis susun sirih dan dipergunakanlah mesin untuk menghasilkan ukuran-ukuran yang diinginkan itu. Adapun ukuran yang lazim pada batu templek ini sama dengan pola ukuran pada keramik yaitu 10x10, 20x20 dan seterusnya. Beberapa jenis batu templek ukurannya sampai 40x40 (cm) misalnya batu Templek Purwakarta mayoritas dibawah itu 30x30 (cm) ke bawah. Catatan untuk ukuran 30x30 keatas, kapasitas produksi yang dihasilkan terbatas, hal ini dakarenakan sulitnya mencari bahan dengan radius yang besar. Sedangkan untuk ketebalannya berkisar antara 1 cm sampai dengan 3 cm.
Untuk beberapa jenis, seperti batu templek Garut/Tasik dan templek Banten kecenderungan warnanya adalah hitam dengan tambahan warna kekuningan seperti tembaga, jenis lainnya seperti templek Salagedang dan Purwakarta agak sulit untuk mengklasifikasikan warnanya, ada yang menyebut kehijauan namun secara umum dapat di kategorikan berwarna abu-abu.
Yang paling berbeda dari semua jenis templek adalah templek Kebumen. Templek kebumen ini berwarna coklat muda seperti tanah atau warna khaki pada kain. Teksturnya pun sama sekali berbeda dari kebanyakan jenis templek yang cenderung terlihat kokoh dan tanpa lobang pori-pori, Templek kebumen ini materialnya terlihat seperti lempengan tanah yang padat dengan ketebalan berkisar 2 sampai dengan 5 cm.
Semua jenis batu templek dapat di pasang pada semua bidang bangunan, baik bidang basah maupun bidang kering terkecuali templek Kebumen yang sangat tidak direkomendasikan untuk dipasang di lantai karena tekstur permukaan batunya yang cenderung menyerap kotoran sehingga sulit membersihkannya apabila terkena misalnya ceceran oli atau cipratan minyak.