Sebagian orang menyebut batu ini berasal dari kali, kenyataannya jenis batu ini di tambang/di ambil dari gunung atau bukit. Kenapa dinamakan templek mungkin karena bentuknya yang slate /lembaran dan di belah mengikuti pola batu itu sendiri sehingga tampak pada permukaannya yang tidak rata sebagaimana permukaan batu hasil potongan mesin (batu Palimanan, candi dsb.).
Dulu sebelum mesin pemotong batu masuk ke sentra-sentra produksi batu templek, untuk membuat suatu ukuran tertentu dibuat dengan cara dipahat, sekarang pahat sudah sangat sangat jarang digunakan kecuali untuk membuat jenis susun sirih dan dipergunakanlah mesin untuk menghasilkan ukuran-ukuran yang diinginkan itu. Adapun ukuran yang lazim pada batu templek ini sama dengan pola ukuran pada keramik yaitu 10x10, 20x20 dan seterusnya. Beberapa jenis batu templek ukurannya sampai 40x40 (cm) misalnya batu Templek Purwakarta mayoritas dibawah itu 30x30 (cm) ke bawah. Catatan untuk ukuran 30x30 keatas, kapasitas produksi yang dihasilkan terbatas, hal ini dakarenakan sulitnya mencari bahan dengan radius yang besar. Sedangkan untuk ketebalannya berkisar antara 1 cm sampai dengan 3 cm.
Untuk beberapa jenis, seperti batu templek Garut/Tasik dan templek Banten kecenderungan warnanya adalah hitam dengan tambahan warna kekuningan seperti tembaga, jenis lainnya seperti templek Salagedang dan Purwakarta agak sulit untuk mengklasifikasikan warnanya, ada yang menyebut kehijauan namun secara umum dapat di kategorikan berwarna abu-abu.
Yang paling berbeda dari semua jenis templek adalah templek Kebumen. Templek kebumen ini berwarna coklat muda seperti tanah atau warna khaki pada kain. Teksturnya pun sama sekali berbeda dari kebanyakan jenis templek yang cenderung terlihat kokoh dan tanpa lobang pori-pori, Templek kebumen ini materialnya terlihat seperti lempengan tanah yang padat dengan ketebalan berkisar 2 sampai dengan 5 cm.
Semua jenis batu templek dapat di pasang pada semua bidang bangunan, baik bidang basah maupun bidang kering terkecuali templek Kebumen yang sangat tidak direkomendasikan untuk dipasang di lantai karena tekstur permukaan batunya yang cenderung menyerap kotoran sehingga sulit membersihkannya apabila terkena misalnya ceceran oli atau cipratan minyak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments
Post a Comment